Tak tanggung-tanggung, pihak Honda Prospect Motor (HPM) bakal menggelontorkan dana Rp 5,1 triliun. Dana ini akan dikucurkan antara 2019 hingga 2023.
"Itu untuk pengembangan model, lokalisasi pendalaman industri (tingkat kandungan lokal). LCGC kami kan sudah 89 persen TKDN-nya, tapi kami terus fighting supaya membuat cost itu kompetitif. Caranya dengan pendalaman lokalisasi," jelas Business Innovation and Sales & Marketing Director HPM, Yusak Billy, (26/11).
Dengan demikian, nantinya komponen lokal di Honda Brio Satya bakal lebih dari 90 persen. Hal ini memang harus dilakukan Honda untuk mengantisipasi perubahan skema Pajak Penjualan atas Barang Mewah (PPnBM) sebesar 3 persen pada 2021 untuk mobil tipe LCGC seperti Brio Satya.
"Maka kami harus
compete lah. Local content harus banyak. Kita selalu ikuti terus kewajiban yang diberi pemerintah dalam aturan KBH2. Kita ikuti terus sampai harga kita
compete, volume banyak, kita bisa terapkan juga di Mobilio dan BR-V hingga kita bisa ekspor juga," tambahnya.
Diketahui, Brio Satya merupakan produk terlaris dari Honda. Penjualan per bulan rata-rata mencapai 4 ribu unit.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.