Direktur Pemasaran dan Penjualan PT Mitsubishi Motor Krama Yudha Sales Indonesia (MMKSI) Irwan Kuncoro menÂgatakan, Mitsubishi per 1 AgusÂtus sudah menaikkan lagi harga jual mobil. Hal ini disebabkan oleh nilai tukar rupiah yang ronÂtok dan naiknya suku bunga.
"Jika dilihat dari sisi makro ekonomi oke. Tapi rupiah melemah dan suku bunga naik," ujarnya di Jakarta, akhir pekan lalu.
Menurut Irwan, kurs dampakÂnya sangat besar ke biaya produksi. Karena itu, ketika sudah di atas proyeksi, perseroan harus menyesuaikan harga.
Namun, kata dia, konsumen yang sudah melakukan Surat Pemesanan Kendaraan (SPK) Xpander tidak perlu khawatir. Sebab, tidak kena harga baru. "Harga baru hanya untuk pemeÂsanan baru," katanya.
Dia menambahkan, kenaikan harga ini juga akan dibarengi program-program marketing yang bisa meringankan beban konsumen. "Program itu agar konsumen tak terasa," ujarnya.
GM Lexus Indonesia Adrian Tirtadjaja mengatakan, berencana menaikkan harga jual Lexus. Hal ini disebabkan oleh melemahnya nilai tukar rupiah. "Dalam dua bulan ke depan mungkin ada keÂnaikan karena kurs," ujarnya.
Produsen mobil mewah ini sedang menghitung kenaikan harga yang ideal supaya tidak memberatkan konsumen setia. Menurut dia, konsumen akan memahaminya dan tidak akan mengganggu target penjualan.
BertahanSementara, Direktur Pemasaran dan Purnajual PT Honda Prospect Motor (HPM) Jonfis Fandy menÂgatakan, Honda belum berencana mengerek harga mobilnya meski kurs terus melemah. "Belum kami putuskan nantinya bagaimana. Pastinya di GIIAS (Gaikindo InÂdonesia International Auto Show) kami belum menaikkan harga," katanya.
Jonfis menjelaskan, alasan Honda belum merevisi harga. Salah satunya adalah karena produksi mobil Honda dilakuÂkan di dalam negeri. Alhasil, melemahnya kurs masih bisa ditekan. "Mungkin kalau impor pengaruhnya besar. Memang terpengaruh, tapi kami belum putuskan," ujar Jonfis.
Executive General Manager PT Toyota Astra Motor (TAM) Fransiscus Soerjopranoto menÂgatakan, Toyota juga belum beÂrencana menaikkan harga dalam waktu dekat. Perseroan melihat pemerintah sedang berusaha menjinakkan dolar AS. "Untuk saat ini kami belum akan menaiÂkkan harga," katanya.
Hal senada juga dikatakan oleh Marketing Director 4W PT Suzuki Indomobil Sales Donny Ismi Saputra. Kurs bukan satu-satunya yang mempengaruhi biaya produksi.
Untuk menghadapi masalah ekonomi saat ini, SIS memiliki beberapa strategi yang dilakuÂkan di antaranya adalah dengan memfokuskan produk-produk yang biaya produksi untuk komÂponennya berada di Indonesia.
"Salah satu contohnya New Ertiga, lokal komponen kita kan udah sampai di angka 84 persen, jadi efek ke harga dari kurs tersebut tidak terlalu signifikan, jadi lebih ke faktor internal saja," papar Donny. ***
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: