Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Jokowi Minta Produsen Mobil Sukseskan B30

Negara Butuh Banyak Dolar

Jumat, 03 Agustus 2018, 08:27 WIB
Jokowi Minta Produsen Mobil Sukseskan B30
Presiden Jokowi/Net
rmol news logo Presiden Jokowi mengapresiasi kinerja industri otomotif nasional yang terus tumbuh dan mendorong pertumbuhan ekonomi. Produsen otomotif diminta sukseskan program biodiesel 20 persen (B20).

Jokowi mengatakan, sektor otomotif merupakan elemen penting penggerak roda ekonomi Indonesia. Termasuk memberi­kan lapangan kerja bagi 1,4 juta pekerja di Indonesia.

"Indonesia kini menghadapi berbagai tantangan dari segi otomotif. Yang pertama adalah meluasnya fenomena mobil listrik yang sudah mulai diterapkan di berbagai negara," ujarnya saat membuka Gaikindo Indonesia International Auto Show (GIIAS) 2018 di ICE BSD Tangerang, kemarin.

Dalam kesempatan itu, Jokowi ditemani oleh Menteri Perindus­trian Airlangga Hartarto,

Menko Perekonomian Darmin Nasution, Menteri Desa, Pem­bangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi Eko Putro Sandjojo, Sekretaris Kabinet Pramono Anung, dan Ketua Umum Gabungan Industri Ken­daraan Bermotor Indonesia (Gai­kindo) Yohannes Nangoi.

Tantangan lainnya adalah teknologi distrupsi. Di mana perkembangan teknologi seperti kendaraan otonom dan trans­portasi online membuat industri otomotif harus meredefinisi arti mobil. Sehingga inovasi tersebut dapat dikategorikan sebagai bagian dari sebuah transportasi.

Bekas Gubernur DKI Jakarta ini juga meminta, agar industri otomo­tif mendukung program B20 yang akan diterapkan oleh pemerintah untuk menghemat devisa. "Saya minta dukung penuh ini supaya substitusi biodisel produksi lokal bisa kita optimalkan semaksimal mungkin," katanya.

Untuk mendukung implemen­tasi kebijakan tersebut, pemer­intah juga akan memberikan insentif bagi produsen yang mau menjual biodiesel ke sektor non-PSO (Public Service Obligation). Perluasan insentif dan penggu­naan B20 akan tertuang dalam Peraturan Presiden (Perpres).

"Saat ini kita sebagai negara perlu dolar menerima dolar. Kita sudah hitung dengan asumsi minyak mentah 70 dolar AS per barel dan dengan asumsi pening­katan penyerapan biodiesel akan mengangkat harga minyak sawit menjadi 100 dolar ASlompatan­nya besar sekali," ujarnya.

Bila Indonesia bisa mengim­plementasikan hal tersebut itu maka negara menghemat de­visa sebesar 5,9 miliar dolar AS. "Hampir 6 miliar dolar ASdan proses ini akan saya ikuti terus karena biasanya kita kalau sudah rapat iya, iya tapi keluar rapat lupa semua, sekarang enggak, saya ikuti terus," ujarnya.

Menteri Perindustrian Air­langga Hartarto mengatakan, pemerintah sudah membuat peta jalan 2025 dengan menargetkan 25 persen kendaraan diproduksi di Indonesia adalah kendaran listrik atau termasuk low carbon emotion vehicle (LCEV)

"Saat ini juga ada implemen­tasi B20 yang seluruh industri otomotif sudah siap kalau in­dustri otomotif siap maka yang lain pasti siap karena dari sisi teknologi yang paling compli­cated di otomotif," katanya.

Menurut Airlangga, penerapan ambang batas menjadi penting karena industri saat ini mem­produksi dua jenis mesin, yaitu mesin euro 2 dan euro 4. "Tapi euro 2 tidak bisa diekspor karena dunia sudah memakai euro 4 jadi kita ke euro 4," ujarnya.

Coba Mobil Desa


Setelah membuka GIIAS, Jokowi langsung menuju menuju Hall 3 untuk melihat langsung Alat Mekanis Multiguna Pedesaan (AMMDes). Jokowi terlihat an­tusias dan sangat tertarik dengan AMMDes. "Kalau duduk merasa nyaman sekali," ujarnya.

Jokowi pun langsung mencoba AMMDes ditemani Airlangga Hartarto dan Menteri Desa Eko Putro Sandjojo. "Saya menyam­but baik inovasi AMMDes. Ini satu jenis tapi kaitan dengan industri hukumnya sangat ban­yak," kata Jokowi.

Jokowi mengatakan, berdasar­kan informasi yang ia terima lebih dari 70 industri komponen dalam negeri siap menjadi pe­masok komponen AMMDes. "Industri otomotif harus keluar dari zona nyaman. Kita harus ter­us dinamis kerja keras menerus­kan menerapkan inovasi yang diperlukan," tuturnya. ***

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA