"Pemerintah menyiapkan regÂulasi kendaraan pedesaan supaya bisa dikembangkan industri naÂsional. Artinya, harus dibuat di Indonesia," kata Menteri PerinÂdustrian Airlangga Hartarto di Jakarta, kemarin.
Pengembangan kendaraan pedesaan ini didasarkan pada proÂgram pemerintah yang tertuang di butir Nawacita. Salah satunya adalah membangun Indonesia dari pinggiran dengan memperkuat daerah-daerah dan desa.
Menurut Airlangga, langkah yang sudah dilakukan KemenÂperin dalam percepatan pengemÂbangan kendaraan pedesaan adaÂlah dengan pembuatan prototipe, pengembangan sumber daya manusia (SDM) dan rantai pasok serta penyiapan infrastruktur dan model bisnis. "Aftersales-nya dan jaringan distribusinya juga tengah dipertimbangkan, terÂmasuk uji pasarnya," ujarnya.
Lebih lanjut, kendaraan pedeÂsaan yang dikembangkan oleh Kemenperin adalah prototipe yang siap diproduksi. Prototipe ini membuktikan bahwa anak bangsa Indonesia mampu menÂdesain dan memahami teknik mesin otomotif.
"Prototipe ini menjadi platÂform kendaraan yang akan dikembangkan untuk memenuhi kebutuhan khususnya di daerah pedesaan. Mungkin awalnya bisa dikembangkan ke arah sinergi Solo Raya, setelah itu dibawa ke nasional," papar Airlangga.
Airlangga menambahkan, pada 2016 sudah dikembangÂkan prototipe kendaraan untuk pendukung ketahanan pangan. "Prototipe yang dihasilkan saat ini masih harus disempurnakan, baik dari desain bodi maupun performance. Institut Otomotif Indonesia (IOI) bertugas meÂnyempurnakan prototipe terseÂbut," ujarnya.
Dirjen Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi, dan ElekÂtronika (ILMATE) Kemenperin I Gusti Putu Suryawirawan menÂjelaskan, standarisasi platform kendaraan angkutan multiguna pedesaan yang akan dikemÂbangkan meliputi bodi dan sasis untuk pick up dan passenger car, mesin yang kapasitasnya kurang dari 1000 cc, dan menggunakan
power train. "Kendaraan pedesaan ini juga didesain dengan memaksimalÂkan kemampuan industri dalam negeri melalui penggunaan komÂponen yang dibuat oleh industri kecil dan menengah (IKM)," katanya.
Untuk implementasinya, KeÂmenperin akan menggandeng sentra-sentra IKM komponen otomotif yang ada di Tegal (50 IKM), Klaten (10 IKM), PurÂbalingga (138 IKM), Sidoarjo (134 IKM), Juwana (30 IKM), Pasuruan (49 IKM), Sukabumi (20 IKM) dan Bandung (15 KM). Selain itu, Kemenperin menggandeng 123 IKM yang tergabung dalam PIKKO.
Selanjutnya, 250 IKM karoÂseri yang ada di Jakarta, Jawa Barat, Banten, Jawa Tengah, DIYogyakarta, Jawa Timur, Lampung dan Sumatera Utara serta 600 IKM alat dan mesin pertanian di Sumatera, Jawa, Kalimantan, Sulawesi, Nusa Tenggara Barat dan Nusa TengÂgara Timur. ***
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: